ASANEWS, SIDRAP--Guna meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat, khususnya remaja perempuan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Assikolaki Formasi Mallomo menjalin kerja sama strategis dengan Program Studi Pendidikan Vokasional Seni Kuliner Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang).
Kerja sama ini difokuskan pada pengembangan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan nonformal dan pelatihan keterampilan di bidang seni kuliner. Tujuannya adalah untuk memperluas akses belajar serta memberikan bekal keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, mendorong kemandirian, dan menciptakan peluang usaha bagi remaja perempuan.
Ketua PKBM Assikolaki, Muh. Said Husain, S.Pd., menyampaikan bahwa sinergi lintas sektor ini menjadi upaya nyata dalam membangun masyarakat yang terampil dan berdaya saing, terutama di kalangan perempuan muda.
“Kami percaya bahwa pendidikan dan keterampilan adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan sosial. Melalui program ini, kami ingin mendorong remaja perempuan agar tidak hanya memiliki keahlian praktis, tapi juga percaya diri untuk mandiri dan produktif,” jelasnya.
Program ini merupakan salah satu program strategis dari Formasi Mallomo, yang selama ini aktif mendorong pemberdayaan komunitas dan penguatan peran perempuan. Ketua Formasi Mallomo, Muh. Said, S.Pd., menegaskan pentingnya memberikan ruang belajar yang inklusif dan setara.
"Pemberdayaan perempuan bukan hanya tentang pelatihan, tapi juga soal membangun kesadaran, kepemimpinan, dan kemandirian dalam berbagai aspek kehidupan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Pendidikan Vokasional Seni Kuliner UMS Rappang, Damayanti Trisnasari, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa keterlibatan perguruan tinggi dalam program ini adalah bagian dari pengabdian masyarakat sekaligus penguatan praktik pembelajaran mahasiswa.
“Kami hadir tidak hanya untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga untuk belajar dari komunitas. Mahasiswa kami akan terlibat sebagai fasilitator dan pendamping pelatihan, sehingga ini menjadi pengalaman langsung yang sangat berharga bagi mereka,” tuturnya.
Program pelatihan akan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari keterampilan dasar kuliner, pengolahan makanan berbasis potensi lokal, hingga pelatihan kewirausahaan dan pendampingan usaha mikro. Diharapkan, peserta tidak hanya memiliki keterampilan kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Melalui kolaborasi ini, ketiga lembaga berharap dapat menciptakan dampak jangka panjang bagi masyarakat, khususnya dalam mendorong transformasi sosial yang inklusif, berkeadilan gender, dan berbasis potensi lokal. Model kerja sama ini juga diharapkan dapat direplikasi di daerah lain sebagai strategi pemberdayaan perempuan berbasis komunitas.