ASANEWS, SIDRAP--Program Studi Pendidikan Vokasional Seni Kuliner Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) terus memperkuat komitmennya dalam menerapkan pembelajaran berbasis industri melalui pelaksanaan projek kolaboratif produksi 1.400 snack box sebagai langkah nyata menuju implementasi Teaching Factory (TeFa).
Kegiatan produksi berskala besar ini melibatkan dosen, mahasiswa, serta mitra eksternal melalui pendekatan Production Based Education (PBE), yaitu model pembelajaran yang menempatkan proses produksi nyata sebagai pusat aktivitas belajar. Dengan metode ini, mahasiswa tidak hanya berlatih mengolah makanan, tetapi juga memahami ritme kerja profesional, manajemen waktu, alur produksi massal, hingga pengendalian mutu.
Ketua Prodi Pendidikan Vokasional Seni Kuliner, Damayanti Trisnasari, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa projek ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran inovatif yang melibatkan mahasiswa lintas angkatan. “Produksi 1.400 snack box ini dirancang agar mahasiswa dapat berkolaborasi sesuai tingkat kompetensinya. Mereka bekerja sebagai satu tim yang saling melengkapi, seperti halnya sistem kerja di industri kuliner. Inilah langkah konkret kami dalam mewujudkan Teaching Factory di prodi,” jelasnya.
Projek ini mengintegrasikan beberapa mata kuliah produktif dari semester berbeda, sehingga setiap mahasiswa berperan sesuai kompetensinya. Mata kuliah yang terlibat adalah: Semester 1 Pendidikan Boga dan Ilmu Bahan Makanan, Semester 3 Bakery, Pastry, Manajemen Biaya dan Pengadaan Bahan Makanan, Pengolahan Makanan Nusantara, Semester 5 Pengelolaan Usaha Boga, Pengelolaan Usaha Bakery, Manajemen Keuangan Usaha Kuliner, Kewirausahaan.
Mahasiswa semester awal fokus pada pemahaman bahan dan teknik dasar, mahasiswa semester menengah menangani proses bakery dan pastry, sementara mahasiswa semester akhir mengelola aspek manajerial, perhitungan biaya, hingga strategi wirausaha.
Pelaksanaan kegiatan didampingi oleh team teaching mata kuliah produktif Yusrianti, S.Sn., M.Pd. dan Hartati, S.Pd., M.Pd. Kedua dosen tersebut memastikan seluruh tahapan produksi berjalan sesuai standar industri dan tujuan pembelajaran vokasional.
Projek kolaboratif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kompetensi teknis mahasiswa, tetapi juga memperkuat 21st Century Skills yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Keterampilan tersebut meliputi:
Critical Thinking & Problem Solving: Mahasiswa menghadapi berbagai tantangan produksi massal dan dituntut mencari solusi cepat dan tepat.
Creativity & Innovation: Terlihat dalam pengembangan resep, teknik dekorasi, dan konsep snack box yang menarik.
Communication Skills: Diperkuat melalui koordinasi intens antar-angkatan dan antar-divisi produksi.
Collaboration & Teamwork: Produksi 1.400 snack box menuntut kerja tim yang solid dalam pembagian tugas dan alur kerja.
Leadership: Mahasiswa senior berperan sebagai koordinator lini produksi sehingga belajar memimpin dan mengambil keputusan.
Digital Literacy: Mahasiswa memanfaatkan perangkat digital dalam perhitungan biaya, dokumentasi kegiatan, dan penyusunan laporan.
Entrepreneurial Mindset: Dikembangkan melalui integrasi mata kuliah kewirausahaan dan manajemen usaha.
Mahasiswa yang terlibat mengaku memperoleh pengalaman yang membuat mereka lebih siap memasuki dunia industri kuliner. Mereka belajar bekerja di bawah tekanan waktu, menjaga kualitas produk, dan mengelola proses produksi secara profesional.
Mitra eksternal yang terlibat juga memberikan apresiasi terhadap performa mahasiswa dan tim dosen, khususnya dalam menjaga konsistensi mutu dan ketepatan waktu produksi.
Dengan keberhasilan projek kolaboratif ini, Prodi Pendidikan Vokasional Seni Kuliner UM Sidenreng Rappang semakin optimis dapat memperkuat implementasi Teaching Factory sebagai model pembelajaran unggulan yang produktif, kontekstual, dan berorientasi pada kompetensi industri gastronomi masa depan.
