ASANEWS, SIDRAP--Mahasiswa Program Studi Pendidikan Vokasional Seni Kuliner Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) kembali menunjukkan kreativitas dan kepeduliannya terhadap pelestarian kuliner tradisional. Kali ini, mahasiswa mengembangkan kue tradisional Putu Soppa menjadi inovasi melalui Tugas Akhir prototipe berjudul:
“Potensi Kuliner Lokal: Pemanfaatan Tepung Biji Labu dalam Pembuatan Putu Soppa”, sebagai upaya mempertahankan cita rasa lokal sekaligus menghadirkan inovasi yang sehat dan modern.
Penelitian ini bertujuan menambahkan nilai gizi Putu Soppa, sehingga kue tradisional ini bisa menjadi salah satu pilihan sarapan pagi bernutrisi lengkap. Selain itu, inovasi ini diharapkan membantu mempertahankan keberadaan Putu Soppa di tengah menurunnya popularitasnya, sehingga tetap dikenal dan diminati oleh generasi saat ini.
Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari tugas akademik dan praktik mahasiswa untuk menerapkan konsep inovasi kuliner. Mahasiswa mempelajari komposisi, teknik pembuatan, serta karakter rasa Putu Soppa asli, kemudian mengembangkan versi inovatif dengan menambahkan tepung biji labu, bahan lokal bernilai gizi tinggi. Selain itu, tampilan kue juga dimodifikasi agar lebih menarik dan sesuai dengan tren kuliner modern.
Proses pengembangan prototipe ini dibimbing langsung oleh Salfiana, S.TP., M.Si. dan Damayanti Trisnasari, S.Pd., M.Pd., yang memberikan arahan teknis, kreatif, dan akademik. Selanjutnya, prototipe ini diuji dan dinilai oleh tim penguji, dengan Dr. Usman M., M.Pd. sebagai Ketua Tim Penguji, Yusrianti, S.Sn., M.Pd. sebagai Sekretaris Penguji, serta Yayuk Astuti, S.Pd., M.A.P. sebagai Penelaah.
Dosen pembimbing menjelaskan, “Putu Soppa adalah salah satu warisan kuliner khas yang perlu dilestarikan. Dengan memanfaatkan tepung biji labu, mahasiswa tidak hanya belajar teknik dan inovasi, tetapi juga menambahkan nilai gizi dan memahami pentingnya pelestarian budaya melalui kuliner.”
Mahasiswa Aldi Arfandi Syarifuddin menambahkan, “Kami bangga bisa mengangkat kue tradisional lokal sekaligus memberikan inovasi baru. Penambahan tepung biji labu membuat Putu Soppa lebih sehat, bernutrisi lengkap, dan tetap relevan untuk sarapan generasi saat ini. Proses ini mengajarkan pentingnya kreativitas, ketelitian, dan pelestarian nilai tradisi.”
Luaran dari penelitian ini mencakup Hak Kekayaan Intelektual (HKI), publikasi artikel di jurnal terindeks Sinta 3, prototipe Putu Soppa dengan tambahan tepung biji labu, serta rekomendasi pengembangan produk kuliner berbasis inovasi.
Melalui Tugas Akhir prototipe ini, Program Studi Pendidikan Vokasional Seni Kuliner Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang berharap mahasiswa semakin peduli terhadap pelestarian kuliner tradisional dan mampu menghasilkan inovasi yang relevan dengan perkembangan industri kuliner modern. Inovasi seperti ini menjadi bukti nyata bagaimana kreativitas, ilmu, dan kepedulian terhadap budaya dapat berjalan beriringan.
